Showing posts with label Biografi. Show all posts
Showing posts with label Biografi. Show all posts

Tuesday, January 31, 2017

Biografi Teungku Chik di Tiro - Pahlawan Nasional Dari Aceh

Biografi Teungku Chik di Tiro - Pahlawan Nasional Dari Aceh


Biografi Teungku Chik di Tiro - Pahlawan Nasional Dari Aceh
Teungku Chik di Tiro - Pahlawan Nasional Dari Aceh
Teuku Cik di Tiro yang nama sebenarnya ialah Muhammad Saman, dilahirkan tahun 1836 di Cumbok Lamlo, Tiro, daerah Pidie, Aceh. Ayahnya bernama Syekh Abdullah, guru agama di Garot, dekat Sigli. Ibunya, Siti Aisyah, adalah adik dari Teungku Cik Dayah Cut, ulama terkenal di Tiro.

Saman menjalani masa kecilnya di dua tempat, di Garot dan di Tiro. Di tempat-tempat itu ia bergaul dengan para santri. Pela-jaran agama mula-mula didapat dari ayahnya dan kemudian dari pamannya. Ibunya mengajarinya menulis huruf Arab. Perhatian-nya cukup besar terhadap buku-buku tasawuf karangan Imam Ghazali.

Pelajaran yang diterima dari ayah dan pamannya dirasanya belum cukup. Karena itulah ia pergi belajar pada beberapa guru lain, seperti Teungku Cik di Yan di Ie Lebeu, Teungku Abdullah Dayah Meunasah Biang dan Teungku Cik di Tanjung Bungong. Terakhir ia belajar pada Teungku Cik di Lamkrak.

Pulang dari Lamkrak, ia membantu pamannya mengajar di Tiro. Pengetahuannya cukup luas. Teungku Cik Dayah Cut, pamannya, mengharapkan agar Saman kelak mampu mengganti-kannya sebagai guru agama sesuai dengan tradisi keluarga ulama Tiro. Sesudah mengajar beberapa waktu lamanya, Saman berniat menunaikan ibadah haji. Sebelum berangkat, terlebih dulu dikun-junginya bekas guru-gurunya untuk memohon doa restu, yang terakhir dikunjunginya ialah Teungku Cik di Lamkrak, tetapi ter-nyata guru ini sudah meninggal dunia.

Di Lamkrak Saman telah menyaksikan suatu perubahan. Para santri hanya belajar siang hari, pada malam hari mereka turut bergerilya menyerang pos-pos tentara Belanda. Demikianlah suasana perang Aceh melawan penindasan Belanda. Mau tak mau

Saman ikut menyertai mereka. Cukup lama ia tinggal di Lamkrak dan hampir saja niat untuk naik haji dibatalkannya.

Pada waktu itu perang Aceh — Belanda sedang memasuki masa suram bagi rakyat Aceh. Daerah Aceh Besar seluruhnya sudah jatuh di tangan Belanda. Pejuang-pejuang Aceh banyak yang bersembunyi di daerah pedalaman, dan tetap melakukan serangan kecil-kecilan yang kurang terorganisasi.

Perang Aceh — Belanda meletus pada tahun 1873. Latar belakangnya ialah keinginan Belanda untuk menguasai daerah Aceh. Walaupun pasukan Aceh berhasil menggagalkan pasukan ekspedisi pertama Belanda, bahkan pimpinan ekspedisi, Jenderal Mayor Kohier tewas, namun mereka tidak mampu menghalau ekspedisi Belanda yang kedua. Istana jatuh ke tangan Belanda, tetapi beberapa hari sebelumnya, Sultan Aceh sudah menyingkir. Ia meninggal dalam perjalanan karena serangan kolera. Keduduk-annya digantikan oleh putranya yang masih kecil. Sultan baru dan seluruh keluarga istana lalu menyingkir ke Keumala Dalam, jauh di daerah pedalaman.

Pemimpin-pemimpin Aceh yang terkenal berani, lambat-laun menghentikan kegiatannya. Panglima Polim menghindar dan tidak bersedia ditemui oleh siapa pun. Ia kecewa, karena di dalam kalangan Aceh sendiri timbul perpecahan. Ada pula pemimpin yang memihak Belanda.

Perlawanan semakin surut dan keadaan itulah yang dilihat Saman di Lamkrak. Serangan gerilya yang dilancarkan oleh pejuang-pejuang yang masih setia seperti para santri di Lamkrak itu, namun tidak banyak hasilnya. Sebaliknya justru menyeng-sarakan rakyat. Bila suatu malam sebuah pos Belanda diserang, tak ayal besoknya Belanda mengadakan pembalasan dengan cara membakar kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Saman menyadari hal itu dan ia mulai berpikir tentang perlunya disusun sebuah kekuatan yang cukup besar. Untuk itu diperlukan persa-tuan semua golongan, menghilangkan perbedaan faham dan curiga-mencurigai.

Dari Tiro datang pesan bertubi-tubi agar Saman segera pulang. Atas desakan yang kuat dari pamannya, Teungku Cik Dayah Cut, akhirnya Saman kembali ke Tiro. Setelah segala


sesuatunya dipersiapkan, ia pun berangkat ke Mekah. Kesem-patan berkunjung ke tanah suci dimanfaatkannya untuk bertukar pikiran dengan ulama-ulama terkemuka dan menambah ilmu pengetahuan. Dalam bertukar pikiran itu tak lupa ia mem-bicarakan masalah perang Aceh—Belanda . Ia pun menyibukkan diri membaca buku-buku dan majalah-majalah terbitan negeri luaran yang menguraikan perkembangan dan perjuangan dunia Islam.

Pulang dari Mekah, perhatian Saman tidak sepenuhnya ter-tumpah kepada tugas-tugas mengajar di pesantren. Pikirannya sewaktu bergerilya di Lamkrak kini muncul kembali. Ia mengetahui pula, bahwa perlawanan rakyat semakin menurun.

Kebetulan, pada suatu hari beberapa orang utusan dari Gunung Biram, tempat sebagian kecil gerilya Aceh bermarkas, tiba di Tiro. Mereka mengharapkan, agar salah seorang ulama Tiro bersedia memimpin mereka untuk mengobarkan kembali semangat perang melawan Belanda. Teungku Cik Dayah Cut sudah tua, dan karena itu ia tak mungkin melakukan tugas tersebut. Saman memanfaatkan kesempatan itu. Ia menyatakan kesediaannya untuk memenuhi permintaan utusan dari Gunung Biram. Niatnya itu mendapat persetujuan dan restu pamannya.

Ketika itu Mohammad Saman berusia 44 tahun, berbadan gemuk dan sedikit rabun. Rakyat yang menyangsikan kemam-puannya, namun Saman tidak mengindahkan ejekan orang-orang sekitarnya. Dengan ditemani beberapa orang, setelah terlebih dulu menggadaikan sawah untuk bekal, ia pun berangkat ke Gunung Biram. Kepada anggota rombongan dan juga kepada utusan Gunung Biram ia minta agar kepergiannya dirahasiakan.

Tindakan pertama yang dilakukannya ialah menghubungi beberapa orang tokoh yang dianggapnya mampu untuk memban-tu perjuangannya. Berkat bantuan Tuanku Mahmud, keluarga Sultan Aceh, ia berhasil menghubungi Panglima Polim. Tokoh yang sudah putus asa ini tidak bersedia menerima sembarang orang, namun akhirnya bersedia membantu Mohammad Saman. Ia berjanji akan memerintahkan para ulubalang agar mereka membantu perjuangan, atau sekurang-kurangnya tidak meng-


halangi rencana Saman. Selain itu dihubunginya pula tokoh lain yang menjanjikan akan memberikan bantuan keuangan.

Tindak selanjutnya oleh Mohammad Saman ialah mengum-pulkan pejuang-pejuang yang masih ada dan tersebar di beberapa tempat. Dengan kekuatan itu ia membentuk sebuah angkatan perang yang dinamakan Angkatan Perang Sabil. Diumumkannya bahwa perang yang akan dilancarkan adalah perang sabil melawan kaum kafir.

Di sekeliling Mereu didirikan benteng-benteng pertahanan Senjata-senjata dikumpulkan dan diangkat pula orang yang akan mengepalai tiap-tiap pasukan. Saman pun mengundang Syekh Pante Hulu untuk membantunya. Syekh ini terkenal pandai mem-bacakan syair karangannya sendiri yang berjudul "Hikayat Perang Sabil". Isinya, anjuran agar rakyat berperang melawan kaum kafir. Orang yang tewas dalam perang itu akan diterima Tuhan di surga. Pengaruh syair itu cukup besar dan mampu meng-gerakkan semangat rakyat.

Sementara itu, dalam bulan April 1881, di Banda Aceh dilangsungkan serahterima pimpinan penguasa Belanda dari van der Heyden, yang terkenal bertangan besi, kepada Pruys van der Hooven. Pejabat baru ini ingin menyelesaikan masalah Aceh secara damai. Sultan dibujuk agar mau menjadi raja di bawah perlindungan Belanda. Rencana itu ditentang oleh golongan militer, sedangkan pemerintah di Jakarta tidak pula bersedia menambah biaya perangnya.

Dalam laporan Pruys van der Hooven tanggal 10 Mei 1881, dikatakannya bahwa keadaan di Aceh cukup tenang. Laporan itu membuktikan, bahwa Belanda tidak mengetahui samasekali adanya persiapan-persiapan di sekitar Mereu. Dalam bulan itu pula benteng Belanda di Indrapuri direbut oleh Angkatan Perang Sabil. Belanda terkejut, sedang anak buah Syekh Saman tambah bersemangat. Sesudah merebut Indrapuri, mereka melanjutkan serangan ke Samahani yang berhasil mereka kuasai pada akhir tahun 1881. Sesudah itu menyusul benteng Aneuk Galong. Dengan jatuhnya benteng ini, berarti Belanda sudah jauh mundur ke tengah Aceh Besar.


Syekh Saman merencanakan sehingga pada akhir tahun 1883 Belanda sudah terusir dari bumi Aceh. Rencana itu tidak tercapai, namun dalam tahun 1883 itu sebagian besar daerah Sagi XXII dan Sagi XXV dapat dibersihkan dari pasukan Belanda, sehingga jalan ke Ulehleh terbuka.

Belanda mundur dari Aneuk Galong ke Lambaro, dari Sagi XXVII mundur ke Lamyong dan dari Sagi XXV mundur ke Keutapang. Karena kemajuan-kemajuan pasukan Sabil itu, maka Belanda lalu membuat garis konsentrasi atau batas yang kuat un-tuk menahan serangan rakyat. Garis konsentrasi yang terbentang dari Kuta Pahama hingga Keutapang Dua diperkuat sedemikian rupa hingga barisan Sabil tidak sanggup menembusnya.

Kekuatan Angkatan Perang Sabil telah menjadi kekuatan yang nyata dan yang harus diperhitungkan Belanda dengan sungguh-sungguh. Sementara itu Haji Saman merobah siasatnya dengan maksud menyerang langsung Banda Aceh.

Pada tanggal 12 Juni 1882 pasukan rakyat dipecah menjadi tiga bagian dan digerakkan ke Ulehleh, ke Lok Ngha dan di Lam-tong. Dari tiga jurusan itulah Banda Aceh akan diserang, tetapi Belanda mengetahui rencana itu. Mereka lalu mengerahkan kekuatan besar untuk menghadang barisan rakyat. Pertempuran sengit berkobar dan Haji Saman terkepung di Gle Tarom. Waktu pasukan Mayor Rheumpol mau menjebaknya, Haji Saman dan pasukannya telah berhasil melarikan diri ke Krueng Pinang.

Pasukan Belanda lalu menyerang Pulau Breuh, namun mengalami kekalahan. Seluruh pasukan dan komandannya tewas. Kemudian dikirim bantuan di bawah komando Kapten Segov, tetapi barisan Haji Saman sudah meninggalkan pulau itu. Serangannya atas Kutaraja tidak berhasil.

Karena kewalahan, maka Belanda merobah siasat dengan memecah belah dan menghasut. Teuku Aris diangkat menjadi panglima perang untuk menghadapi Teungku Cik di Tiro, tetapi usaha itu tidak berhasil sama sekali.

Sultan pun dihasut. Kepada Sultan dikatakan, bahwa ia tidak berkuasa lagi. Teungku Cik di Tiro-lah yang menguasai rakyat. Sultan termakan oleh hasutan itu dan dalam bulan April 1884 ia

mengeluarkan maklumat, bahwa dia masih menjadi Sultan yang berkuasa.

Dalam bulan Agustus 1884 Haji Saman terpaksa membuat pengumuman, bahwa ia tidak bermaksud menduduki singgasana kasultanan, tetapi ia berjuang untuk mempertahankan agama Islam dan mengusir "kafe Ulanda". Pesan demikian pun sampai kepada Sultan, hingga Sultan Daud Syah akhirnya menyadarinya.

Dalam tahun 1885 Cik di Tiro mencatat kemenangan dengan berhasil merebut benteng Aneuk Galong. Benteng di Lambaro yang jaraknya hanya 8 km. dari Banda Aceh diserang pula, namun tidak berhasil. Tentara Belanda mundur ke benteng-bentengnya dan tak berani keluar. Banda Aceh dipertahankan dengan sistem benteng-berbenteng, yaitu membangun benteng berlapis-lapis. Untuk merebut Banda Aceh, pasukan Sabil harus merebut beberapa benteng yang dipertahankan sekuat-kuatnya.

Haji Saman lalu menentukan siasat lain. Jalan-jalan ke Ban-da Aceh ditutup. Rakyat dilarang masuk kota. Rakyat dilarang memasukkan makanan. Di samping itu beberapa pasukan berani mati disusupkan sehingga di dalam kota terjadi beberapa kali orang mengamuk dan membunuh Belanda.

Pada bulan Desember 1885 Pasukan Cik di Tiro mendarat lagi di Pulau Breuh dan Kuala Cangkul untuk menyerang Banda Aceh, namun kali ini pun gagal lagi.

Pada tahun 1887 Syekh Saman terpaksa meninggalkan medan perjuangan dan pulang ke Tiro karena paman sekaligus gurunya yang amat mencintainya, Teungku Cik Dayah Cut, pulang ke rakhmatullah. Ia berziarah ke makamnya dan kemudian kembali ke garis depan pertempuran. Dengan meninggalnya pamannya itu, Haji Saman berhak sepenuhnya menyandang gelar Teungku Cik di Tiro.

Tampaknya Belanda tak mungkin mematahkan perlawanan Cik di Tiro dengan kekuatan senjata. Pahlawan Aceh ini hanya mau berdamai bilamana semua orang Belanda masuk Islam. Per-syaratan itu dimanfaatkan pula oleh Belanda. Beberapa orang Belanda menghadap Teungku Cik di Tiro untuk menyatakan bersedia masuk Islam, tetapi sebenarnya mereka itu semata-mata


datang untuk memata-matai keadaan kekuatan Angkatan Perang Sabil.

Teungku Cik di Tiro menjadi marah setelah mengetahui siasat licik itu. Di puncak kemarahannya ia berkata: "Saya mau membunuh semua orang Belanda yang ada di negeri ini."

Mendengar ancaman itu Belanda menjadi ngeri. Dengan segala daya upaya mereka mengadakan pendekatan sambil mengurung diri dalam benteng-bentengnya.

Sementara itu, pada tahu 1884 Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronye ke Mekah dengan menyamar sebagai dokter mata dan tukang potret bernama Abdul Gafur. Tugasnya mengumpulkan sebanyak-banyak bahan tentang orang-orang Aceh di luar negeri dan mencari hubungan dengan sebanyak mungkin fihak Aceh dan fihak kaum jemaah untuk dapat melemahkan semangat perang di Aceh. Sepulangnya dari Mekah, pada tahun 1885, ia diangkat menjadi penasehat pemerintahan Hindia Belanda. Penyamaran-nya itu menghasilkan tiga buah buku yang dipakai Belanda sebagai pedoman menghadapi orang Aceh, yaitu buku-buku: 1. Het Mekaansche feest; 2. De Atjehers; dan 3 Nederland en de Islam.

Dengan segala macam cara Belanda lalu mengadakan pendekatan, sebab orang-orang Aceh tidak dapat dihadapi dengan perang saja. Sultan didekatinya hingga ia bernafsu mengadakan perdamaian dengan Belanda dan mencoba mempengaruhi Teungku Cik di Tiro, namun Panglima Sabil itu tetap tidak bersedia dan berkata, "Damai berarti kalah."

Teungku Cik di Tiro tegak tegap seperti baja yang tak dapat ditundukkan oleh apa dan siapa pun. Terhadap orang kuat itu Belanda mencari muslihat secara licik. Mereka menemukan orang yang berambisi menjadi kepala Sagi XXII Mukim. Kebetulan kepala Sagi itu, Panglima Polim Muda Kuala, sudah berusia lan-jut. Anaknya yang tinggal dengan Sultan dijanjikan Belanda akan dijadikan penggantinya asal dia dapat membunuh Teungku Cik di Tiro.

Pengkhianat itu meminjam tangan orang lain untuk melak-sanakan pembunuhan. Waktu Teungku Cik di Tiro datang di benteng Tui Suilemeng ia pergi ke mesjid. Di sana ia dijamu oleh

Nyak Ubit, seorang wanita yang diperalat calon pengganti kepala Sagi XXII untuk meracun Panglima Besar Angkatan Perang Sabil. Nyak Ubit menghidangkan kepada Teungku makanan yang sudah dicampur racun. Setelah memakan hidangan itu tanpa curiga, Teungku Cik di Tiro merasa sakit. Ia dibawa ke benteng Aneuk Galong untuk diobati, namun nyawanya tidak tertolong. Teungku Cik di Tiro wafat pada bulan Januari 1891. Tidak lama kemudian Panglima Polim pun meninggal dunia. Dengan wafat-nya 2 orang pemimpin yang amat kuat dan fanatik itu. Aceh kehilangan tokoh perjuangannya. Perjuangan Aceh padam sementara waktu hingga tampilnya Teuku Umar di medan per-juangan dengan sama-sama gigihnya, namun berbeda caranya.

Teungku Cik di Tiro pada hakekatnya tidak terkalahkan oleh Belanda. Wafatnya disebabkan cara Belanda yang licik dan keji. Perjuangan dan jasa-jasanya tercatat dalam sejarah sepanjang masa. Pemerintah RI menghargainya dan berdasarkan SK Presiden RI No. 87/TK/Tahun 1973 tanggal 6 Nopember 1973, Teuku Cik di Tiro dianugerahi gelar Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan. - Biografi Teungku Chik di Tiro - Pahlawan Nasional Dari Aceh

Tuesday, November 29, 2016

Biografi dan Profil Habib Rizieq Shihab Ketua FPI

Biografi dan Profil Habib Rizieq Shihab Ketua FPI


 ''Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab, atau lebih dikenal dengan Habib Rizieq, lahir di Jakarta 24 Agustus 1965 , ia dikenal sebagai Pemimpin orgnisasi Front Pembela Islam. Ayahnya Habib Husein bin Muhammad Shihab dan Ibunya Syarifah sidah Alatas, Ayahnya meninggal semenjak ia berumur 11 bulan , dan semenjak itulah Habib Rizieq Shihab tidak dididik di pesanntren. Semenjak 4 tahun , ia sudah rajin mengaji di mesjid mesjid. ''

Biografi dan Profil Habib Rizieq Shihab Ketua FPI
 Habib Rizieq Shihab Ketua FPI

Biografi dan Profil Habib Rizieq Shihab Ketua FPI - Lahir di Jakarta pada tanggal 24 Agustus 1965,ayah beliau Habib Husein bin muhammad Shihab dan ibu beliau Syarifah Sidah alatas,ayahnya meninggal semenjak beliau masih berumur 11 bulan,dan semenjak itulah Habib Muhammad Rizieq Shihab tidak dididik di pesantren. Namun sejak berusia empat tahun, Beliau sudah rajin mengaji di masjid-masjid. Ibunya yang sekaligus berperan sebagai bapak dan bekerja sebagai penjahit pakaian serta perias pengantin, sangat memperhatikan pendidikan Habib Muhammad Rizieq Shihab dan satu anaknya yang lain.

Setelah lulus SD, Habib Muhammad Rizieq Shihab masuk ke SMP Pejompongan, Jakarta Pusat. Ternyata jarak sekolah dengan rumahnya di Petamburan, juga di Jakarta Pusat, terlalu jauh. Beliau pun kemudian dipindahkan ke sekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya, SMP Kristen Bethel Petamburan. Lulus SMA, Habib Rizieq meneruskan studinya di King Saudi University, Arab Saudi, yang diselesaikan dalam waktu empat tahun dengan predikat cum-laude. Habib Muhammad Rizieq Shihab pernah kuliah untuk mengambil S2 di Malaysia, tetapi hanya setahun.

Habib Muhammad Rizieq Shihab mendeklarasikan berdirinya Front Pembela Islam (FPI) tanggal 17 Agustus 1998. FPI mulai dikenal sejak terjadi Peristiwa Ketapang, Jakarta, 22 November 1998, sekitar 200 anggota massa FPI bentrok dengan ratusan preman. Bentrokan bernuansa suku, agama, ras, antargolongan ini mengakibatkan beberapa rumah warga dan rumah ibadah terbakar serta menewaskan sejumlah orang.dan disini lah saya baru mengenal beliau.

Nasabnya hingga ke Rasulullah  S A W
Nasab Habib Muhammad Rizieq Syihab bin Husein bin Muhammad bin Husein bin Abdullah bin Husein bin Muhammad bin Syeikh bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad Syihabuddin Al-Asghar bin Abdurrahman Al-Qadhi bin Ahmad Syihabuddin Al-Akbar bin Abdurrahman bin Syeikh Ali bin Abu Bakar As-Sakran bin Abdurrahman As-Segaf …bin Muhammad Maulad Daawilah bin Ali bin Alwi Ibnul Faqih bin Muhammad Al-Faqihil Muqaddam bin Ali Walidil Faqih bin Muhammad Shahib Murbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa An-Naqib bin Muhammad Djamaluddin bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein As-Sibth bin Ali bin Abi Thalib wa Fathimah Az-Zahra binta Rasulullah Muhammad SAW

Nasab Istri Habib Rizieq Syihab
Nasab Istri Habib Rizieq Syihab adalah Syarifah Fadhlun Yahya binti Faadhil bin Hasan bin Utsman bin Abdullah bin Aqil bin Umar bin Aqil bin Syeikh bin Abdurrahman bin Aqil bin Ahmad bin Yahya bin Hasan bin Ali bin Alwi bin Muhammad Maulad Daawilah bin Ali bin Alwi Ibnul Faqih bin Muhammad Al-Faqihil Muqaddam bin Ali Walidil Faqih bin Muhammad Shahib Murbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa An-Naqib bin Muhammad Djamaluddin bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein As-Sibth bin Ali bin Abi Thalib wa Fathimah Az-Zahra binta Rasulullah Muhammad SAW

Biodata Habib Rizieq Syihab

Nama  :   Habib Muhammad Rizieq Syihab
Lahir   :   Jakarta, 24 Agustus 1965
Ayah   :   Habib Husein Syihab (almarhum)
Ibu      :   Syarifah Sidah Alatas
Istri     :   Fadlun Yahya

Anak  - Anak Habib Rizieq Syihab

ufaidah Syihab
Humaira Syihab
Zulfa Syihab
Najwa Syihab
Muntaz Syihab
Fairuz Syihab
Zahra Syihab

Pendidikan Habib Rizieq Syihab :

SDN 1 Petamburan, Jakarta (1975)
SMP 40 Pejompongan, Jakarta
SMP Kristen Bethel Petamburan, Jakarta (1979)
SMAN 4, Gambir, Jakarta
SMA Islamic Village, Tangerang (1982)
Jurusan Studi Agama Islam (Fikih dan Ushul) King Saud University (S1), Riyadh, Arab Saudi (1990)
Studi Islam, Universitas Antar-Bangsa (S2), Malaysia.

Beliau sudah lulus dan mendapatkan Gelar MA dari jurusan tersebut, dan sekarang Beliau sedang mengejar Gelar Doktor (S3) di Universitas yang sama di Malaysia, doakan saja mudah-mudahan Beliau dimudahkan untuk hal ini, Beliau hanya ingin agar musuh-musuh Islam pada umumnya dan musuh FPI pada khususnya tidak memandang sebelah mata seorang Habib Rizieq yang ternyata juga tidak tertinggal masalah pendidikannya.. Bukan sekadar Ustadz kampung yang mengandalkan Nasab dan ilmu kalamnya.. Dengan demikian mereka musuh-musuh Islam akan lebih memperhitungkan seorang Habib Rizieq dengan FPI nya di kemudian hari .

Riwayat Pekerjaan Habib Rizieq Syihab :

Kepsek Madrasah Aliyah Jamiat Kheir, Jakarta
Dewan Syariat BPRS At-Taqwa, Tangerang
Pimpinan/pembina sejumlah majelis ta’lim Jabotabek
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI)

Alamat Rumah : Jalan Petamburan III/83, Tanahabang, Jakarta Pusat 10260

Monday, November 14, 2016

Biografi Susilo Bambang Yudhoyono

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

NAMA LENGKAP : Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono GCB AC

PROFESI : TNI, Politikus

TEMPAT LAHIR : Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia

TANGGAL LAHIR : 9 September 1949

AGAMA : Islam

PARTAI POLITIK : Partai Demokrat

ISTRI : Kristiani Herrawati

ANAK : Agus Harimurti Yudhoyono - Edhie Baskoro Yudhoyono


Susilo Bambang Yudhoyono - Source: Suhaimi Abdullah/Getty Images AsiaPac)


BIOGRAFI SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih dikenal dengan SBY adalah seorang politikus Indonesia dan Pensiunan Jenderal Angkatan Darat yang merupakan Presiden Indoensia yang menjabat dari tahun 20014 sampai 2014.

SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla memenangkan pemilihan Presiden tahun 2004, mengalahkan incumbent Presiden Megawati Soekarnoputri. Kemudian pada pemilu yang ke berikutnya pada tahun 2009, SBY kembali mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia yang berpasangan dengan Boediono sebagai cawapres , dan ia berhasil memenangkan Pemilu pada tahun 2009 yang kemudian dilantik untuk masa jabatan kedua pada tanggal 20 oktober 2009.

Ia lahir di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada 9 September 1949 dari pasangan Raden Soekotjo dan Siti Habibah. Dari silsilah ayahnya dapat dilacak hingga Pakubuwana serta memiliki hubungan dengan trah Hamengkubuwana II.

Seperti ayahnya, ia pun berkecimpung di dunia kemiliteran. Selain tinggal di kediaman keluarga di Bogor (Jawa Barat), SBY juga tinggal di Istana Merdeka, Jakarta. Susilo Bambang Yudhoyono menikah dengan Kristiani Herawati yang merupakan putri ketiga Jenderal (Purnawirawan) Sarwo Edhi Wibowo (alm). Komandan militer Jenderal Sarwo Edhi Wibowo turut membantu menumpas PKI (Partai Komunis Indonesia) pada tahun 1965. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai dua anak lelaki, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (lahir 1978) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lahir 1980).

Agus Harimurti, Annisa Pohan, Siti Rubi AliyaRajasa, dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Foto: Twitter @AgusYudhoyono 27 Mei 2013)

Klik Disini Baca Biografi Agus Harimurti Yudhoyono )

Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ani Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ani Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ani Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ani Yudhoyono

Agus adalah lulusan dari SMA Taruna Nusantara tahun 1997, dan Akademi Militer Indonesia tahun 2000. Seperti ayahnya, ia juga mendapatkan penghargaan Adhi Mekayasa dan seorang prajurit dengan pangkat Letnan Satu TNI Angkatan Darat yang bertugas di sebuah batalion infantri di Bandung, Jawa Barat. Agus menikah dengan Anissa Larasati Pohan, seorang aktris yang juga anak dari mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aulia Pohan. Sejak pertengahan 2005, Agus menjalani pendidikan untuk gelar magister di Institute of Defense and Strategic Studies, Singapura. Anak yang bungsu, Edhie Baskoro lulus dengan gelar ganda dalam Financial Commerce dan Electrical Commerce tahun 2005 dari Curtin University of Technology di Perth, Australia Barat.

Susilo Bambang Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono

PENDIDIKAN

  • Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
  • American Language Course, Lackland, Texas Amerika Serikat, 1976
  • Airbone and Ranger Course, Fort Benning, Amerika Serikat, 1976
  • Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, Amerika Serikat, 1982-1983
  • On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, Amerika Serikat, 1983
  • Jungle Warfare School, Panama, 1983
  • Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman, 1984
  • Kursus Komando Batalyon, 1985
  • Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat, 1988-1989
  • Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat
  • Master of Art (M.A.) dari Management Webster University, Missouri, Amerika Serikat
  • Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), 2004
  • Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional dari Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), 2014


RINGKASAN KARIR

  • Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
  • Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
  • Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
  • Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
  • Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
  • Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
  • Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
  • Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
  • Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
  • Dosen Seskoad (1989-1992)
  • Korspri Pangab (1993)
  • Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
  • Asops Kodam Jaya (1994-1995)
  • Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
  • Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
  • Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
  • Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda
  • Asospol Kassospol ABRI/wakil Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Umum MPR 1998)
  • Kassospol ABRI/ Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
  • Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
  • Menteri Pertambangan dan Energi (sejak 26 Oktober 1999)
  • Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan(Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)
  • Menteri Koordinator Politik Dan Keamanan(Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri) mengundurkan diri 11 Maret 2004
  • Presiden Republik Indonesia (2004-2014)

PENUGASAN

Jenderal TNI (Purnawirawan) Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah ditugaskan dalam Operasi Seroja di Timor-Timur pada periode 1979-1980 dan 1986-1988 ini meraih gelar doktor (Ph.D.) dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 3 Oktober 2004. Pada 15 Desember 2005, ia menerima gelar doktor kehormatan di bidang ilmu politik dari Universitas Thammasat di Bangkok, Thailand. Dalam pidato pemberian gelar, ia menegaskan bahwa politik merupakan seni untuk perubahan dan transformasi dalam sebuah negara demokrasi yang damai. Ia tidak yakin sepenuhnya kalau politik itu adalah ilmu.

PENGHARGAAN

  • Tri Sakti Wiratama (prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan kecerdasan intelektual), 1973
  • Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
  • Satya Lencana Seroja, 1976
  • Honor Graduate IOAC, Amerika Serikat, 1983
  • Satya Lencana Dwija Sista, 1985
  • Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
  • Dosen Terbaik Seskoad, 1989
  • Satya Lencana Santi Dharma, 1996
  • Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
  • Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
  • Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
  • Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
  • Wing Penerbang TNI-AU, 1998
  • Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
  • Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
  • Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
  • Bintang Dharma, 1999
  • Bintang Maha Putera Utama, 1999
  • Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
  • Bintang Asia (Star of Asia) oleh BusinessWeek, 2005
  • Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama oleh Sultan Brunei, 2006
  • Yang Dipertuan Maharajo Pamuncak Sari Alam oleh Masyarakat Tanjung Alam dan Pewaris Kerajaan Pagaruyung, 2006
  • Seri Indra Setia Amanah Wangsa Negara oleh Lembaga Adat Melayu se-Provinsi Riau, 2007
  • Darjah Utama Seri Mahkota oleh Yang DiPertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin, 2008
  • Gelar Adat Melayu Jambi oleh Lembaga Adat Melayu Jambi
  • 100 tokoh Berpengaruh Dunia 2009 kategori Pemimpin & Revolusioner Majalah TIME, 2009
  • Patuan Sorimulia Raja oleh Lembaga Batak Puak Angkola, 2011
  • Knight Grand Cross in the Order of the Bath oleh Ratu Elizabeth II, 2012
  • Bapak Demokrasi Indonesia oleh DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia, 2012
  • Warga Kehormatan Kota Quito oleh Wali kota Quito, 2012
  • Guru Besar (Profesor) dalam bidang ilmu Ketahanan Nasional oleh Universitas Pertahanan Indonesia,
  • Apresiasi atas berbagai upaya penting atas pemberantasan korupsi, dari Forum for Budget Transparency (FITRA), 2014
  • Order of Sikatuna with the Rank of Raja dengan kategori Grand Collar dari Pemerintah Filipina, 2014
  • Order of Temasek (First Class), dari Pemerintah Singapura, 2014
  • Global Statesmanship Award dari World Economic Forum (WEF), 2014
  • Penghargaan Jas Merah dari The Sukarno Center, 2014
  • Semeton Tamiu Utama Desa Pakraman Tampaksiring, 2014
  • Anakaji To Appamaneng Ri Luwu dari Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, 2014
  • Tominaa Ne Sando Tato, Gelar Adat Tana Toraja, 2014
  • Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah dicalonkan untuk menjadi penerima Penghargaan Perdamaian Nobel 2006 bersama dengan Gerakan Aceh Merdeka dan Martti Ahtisaari atas inisiatif mereka untuk perdamaian di Aceh. Selain itu, Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima gelar Doktor Honoris Causa sebanyak 12 kali, yaitu :
  • Doktor Honoris Causa Bidang Hukum dari Universitas Webster, Inggris. (2005)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Politik dari Universitas Thammasat, Thailand. (2005)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dari Universitas Andalas, Indonesia. (2006)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Pemerintahan dan Media dari Universitas Keio, Jepang. (2006)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Ekonomi dari Universitas Tsinghua, Republik Rakyat Tiongkok. (2012)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Perdamaian dari Universitas Utara Malaysia. (2012)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Kepemimpinan dan Pelayanan Publik dari Universitas Teknologi Nanyang, Singapura. (2005)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Hukum Perdamaian dari Universitas Syiah Kuala, Aceh. (2013)
  • Doktor Honoris Causa dari Universitas Ritsumeikan, Jepang. (2014)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Pendidikan dan Kebudayaan dari Universitas Soka, Jepang. (2014)
  • Doktor Honoris Causa dari Universitas Western Australia, Perth (2015)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Pembangunan Berkelanjutan dari Institut Teknologi Bandung (2016)

MUSIK

  1. Susilo Bambang Yudhoyono adalah seorang musisi dan pada masa mudanya ia pernah menjadi anggota grup musik Gaya Teruna. Pada tahun 2000-an, ia kembali merambah dunia musik dengan menulis tiga album pop.
  2. Tahun 2007, ia merilis album musik pertamanya yang berjudul Rinduku Padamu. Album ini adalah kumpulan lagu cinta dan religius. Album yang berisi 10 lagu ini melibatkan beberapa penyanyi papan atas Indonesia.
  3. Tahun 2009, bersama Yockie Suryoprayogo, Yudhoyono merilis album Evolusi.
  4. Tahun 2010, ia merilis album ketiga berjudul Ku Yakin Sampai Di Sana.
 Susilo Bambang Yudhoyono


KARYA TULIS

  • Yudhoyono, Susilo Bambang (2000). Noeh, Munawar Fuad; Mustofa, Kurdi, ed. Mengatasi Krisis, Menyelamatkan Reformasi (dalam Indonesian) (2nd ed.). Jakarta: Pusat Pengkajian Etika Politik dan Pemerintahan. ISBN 979-9357-00-4.
  • Yudhoyono, Susilo Bambang (2004). Taman Kehidupan: Kumpulan Puisi (dalam Indonesian) (2nd ed.). Jakarta: Yayasan Nida Utama. ISBN 979-96431-8-X.
  • Yudhoyono, Susilo Bambang (2004). Revitalizing Indonesian Economy: Business, Politics, and Good Governance. Bogor: Brighten Press. ISBN 979-96431-5-5.
  • Yudhoyono, Susilo Bambang (2005). Transforming Indonesia: Selected International Speeches (2nd ed.). Jakarta: Office of Special Staff of the President for International Affairs in co-operation with PT Buana Ilmu Populer. ISBN 979-694-876-1.

Biografi Joko Widodo - Presiden ke-7 Indonesia

JOKO WIDODO

NAMA LENGKAP : Ir.H.Joko Widodo

PROFESI : Pengusaha, Politikus

TEMPAT LAHIR : Surakarta, Jawa Tengah

TANGGAL LAHIR : 21 Juni 1961

AGAMA : Islam

PARTAI POLITIK : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

ISTRI : Ny. Hj. Iriana Joko Widodo

ANAK : Gibran Rakabuming Raka – Kahiyang Ayu – Kaesang Pangarep

Biografi Joko Widodo - Presiden ke-7 Indonesia
Joko Widodo - (Image : www.swadeka.com)


BIOGRAFI JOKO WIDODO

Joko Widodo atau lebih dikenal dengan Jokowi merupakan Presiden Indonesia yang menjabat sejal 2014, sebelumnya jokowi merupakan Walikota Surakarta yang menjabat sejak 2005 – 2012 dan Gubernur DKI Jakarta dari 2012 sampai 2014. Jokowi adalah Presiden Indonesia pertama yang bukan dari elit politik negera atau sebagai seorang jenderal militer.

Jokowi dicalonkan oleh partainya , Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), untuk ikut serta dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 dan berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama ( yang lebih dikenal dengan Ajok), dan saat itu Jokowi dan Pasangannya Ahok , terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 20 September 2012.

Presiden Jokowi (saat menjabat Gubernur DKI) dan Gubernur DKI Jakarta Ahok
Presiden Jokowi (saat menjabat Gubernur DKI) dan Gubernur DKI Jakarta Ahok  - (Image : http://www.jurnas.com )

Pencalonannya sebagai kandidat untuk pemilihan Presiden 2014 di umumkan pada 14 Maret 2016. Pemilihan presiden dilaksanakan pada tanggal 9 juli 2014. Setelah beberapa kontroversi mengenai hasil pemilu, jokowi secara resmi dinyatakan sebagai pemenang pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum( KPU), ia memenangkan lebih dari 53% suara atas lawannya, Prabowo Subianto.

PENDIDIKAN dan KEHIDUPAN PRIBADI

Joko Widodo adalah keturunan Jawa. Ayahnya berasal dari Karanganyar, kakek-neneknya berasal dari sebuah desa di boyolali. Jokowi adalah anak tertua dari pasangan Noto Mihardjo dan Sudjiatmi Notomihardjo. Ia memiliki tiga saudara perempuan yang bernama, Lit Sriyantini, Ida Yati dan Titik Relawati.

Pendidikannya dimulai di Sekolah Dasar Negeri 111. Saat usianya 12 tahun, jokowi mulai bekerja di bengkel furniture ayahnya.  Kemudian setelah sekolah dasar , ia melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Surakarta. Lulus dari SMP, ia ingin melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Surakarta, namun ia tidak lulus ujian masuk dan melanjutkan ke SMA Negeri 6 Surakarta.

PENGHARGAAN

Atas prestasinya, oleh Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008". Kebetulan di majalah yang sama pula, Basuki Tjahaja Purnama, atau akrab dengan panggilan Ahok pernah terpilih juga dalam "10 Tokoh 2006" atas jasanya memperbaiki layanan kesehatan dan pendidikan di Belitung Timur. Ahok kemudian menjadi pendampingnya di Pilgub DKI tahun 2012.

Ia juga mendapat penghargaan internasional dari Kemitraan Pemerintahan Lokal Demokratis Asia Tenggara (Delgosea) ini atas keberhasilan Solo melakukan relokasi yang manusiawi dan pemberdayaan pedagang kaki lima.

Pada tanggal 12 Agustus 2011, ia juga mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama untuk prestasinya sebagai kepala daerah mengabdikan diri kepada rakyat.Bintang Jasa Utama ini adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga negara sipil. Pada Januari 2013, Joko Widodo dinobatkan sebagai wali kota terbaik ke 3 di dunia atas keberhasilannya dalam memimpin Surakarta sebagai kota seni dan budaya, kota paling bersih dari korupsi, serta kota yang paling baik penataannya.Oleh KPK, dia diberi penghargaan atas keberaniannya melaporkan berbagai barang gratifikasi yang diterima.

Atas kemampuannya mensosialisasikan program-progam pemerintah sehingga mendapat dukungan masyarakat banyak, ia diganjar sebagai Marketer of The Year 2012 oleh Markplus Conference 2013, Marketing: Into Innovation and Technology


Wednesday, October 19, 2016

Biografi Lengkap Muhammad Zainul Majdi - Gubernur Nusa Tenggara Barat

Muhammad Zainul Majdi

Nama Lengkap : Dr. K.H. TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A
Profesi : Gubernur Nusa Tenggara BaratTempat Lahir : Jakarta, Indonesia
Tanggal Lahir : 31 Mei 1972
Tempat Lahir : Pancor, Selong Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Indonesia
Alma Mater : Universitas Al-Azhar Kairo
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Istri  :  Hj. Robiatul Adawiyah - Erica Panjaitan

Biografi Lengkap Muhammad Zainul Majdi - Gubernur Nusa Tenggara Barat
 Muhammad Zainul Majdi - Gubernur Nusa Tenggara Barat 

Biografi Muhammad Zainul Majdi


Dr. K.H. TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A  Merupakan Gubernur Nusa Tenggara Barat 2 periode, masa jabatan 2008-2013 dan 2013-2018. Pada periode pertama dia didampingi oleh Wakil Gubernur Badrul Munir dan pada periode kedua didampingi oleh Wakil Gubernur Muhammad Amin.

Sebelumnya, Majdi menjadi anggota DPR RI masa jabatan 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang yang membidangi masalah pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian dan kebudayaan (Komisi X).

TGH. Muhammad Zainul Majdi adalah putra ketiga dari pasangan HM Djalaluddin SH, seorang pensiunan birokrat Pemda NTB dan Hj. Rauhun Zainuddin Abdul Madjid, putri dari TGH. M. Zainuddin Abdul Madjid (Tuan Guru Pancor), pendiri organisasi Islam terbesar di NTB, Nahdlatul Wathan (NW) dan pendiri Pesantren Darun-Nahdlatain .

Pada tahun 1997 Majdi menikah dengan Hj. Robiatul Adawiyah, SE, putri KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, pemimpin Ponpes As-Syafiiyah, Jakarta. Pernikahan cucu ulama besar di NTB TGH. KH. Zainuddin Abdul Majid dan cucu ulama besar kharismatik Betawi itu telah dikaruniai 1 putra dan 3 putri, yaitu Muhammad Rifki Farabi, Zahwa Nadhira, Fatima Azzahra dan Zayda Salima.

Pada tanggal 31 Mei 2013, Zainul Majdi mengajukan berkas permohonan talak terhadap istrinya Rabiatul Adawiyah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dengan nomor perkara 1409/pdt.G/2013/PA.Jaksel, dan akan disidangkan mulai bulan Juli. Istri TGH M Zainul Majdi saat ini adalah ibu Erica Panjaitan dan telah dikaruniai seorang putri, Azzadina Johara Majdi

PENDIDIKAN

Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi mengenyam pendidikan dasar di SDN 3 Mataram (Sekarang SDN 6 Mataram), lulus tahun 1986. Ia melewati jenjang SLTP di Madrasah Tsanawiyah Mu'allimin Nahdlatul Wathan Pancor hanya selama 2 tahun, dan lulus Aliyah di yayasan yang sama tahun 1991. Sebelum memasuki perguruan tinggi ia menghafal Al-Qur'an di Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan Pancor selama setahun (1991-1992).

Kemudian pada tahun 1992 Majdi berangkat ke Kairo guna menimba ilmu di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Universitas Al-Azhar Kairo dan lulus meraih gelar Lc. pada tahun 1996. Lima tahun berikutnya, ia meraih Master of Art (M.A.) dengan predikat "Jayyid Jiddan".

Setelah menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Al-Azhar selama 10 tahun, Majdi melanjutkan ke program S3 di universitas dan jurusan yang sama. Pada bulan Oktober 2002, proposal disertasi Majdi diterima. Judulnya, "Studi dan Analisis terhadap Manuskrip Kitab Tafsir Ibnu Kamal Basya dari Awal Surat An-Nahl sampai Akhir Surat Ash-Shoffat" di bawah bimbingan Prof. Dr. Said Muhammad Dasuqi dan Prof. Dr. Ahmad Syahaq Ahmad. Ia berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat “Martabah EL-Syaraf El Ula Ma`a Haqqutba” atau Summa Cumlaude pada hari sabtu, 8 Januari 2011 dalam munaqosah (sidang) dengan Dosen Penguji Prof. Dr. Abdul Hay Hussein Al-Farmawi dan Prof. Dr . Al-Muhammady Abdurrahman Abdullah Ats-Tsuluts.

PRESTASI DAN PENGHARGAAN

Tahun 2009Bersamaan peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Rabu, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi diberikan penghargaan sebagai Gubernur Termuda di Indonesia oleh Museum Rekor Dunia Indonesia. Pada saat dilantik sebagai Gubernur NTB, 17 September 2008, Majdi berusia 36 tahun tiga bulan 17 hari. Gubernur termuda sebelumnya adalah Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin berusia 36 tahun lima bulan pada saat dilantik Maret 2006.

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H.M. Zainul Majdi menerima Lencana Ksatria Bhakti Husada Arutala yang merupakan penghargaan atas jasa-jasanya dalam pembangunan Bidang Kesehatan. Penghargaan tersebut diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Gubernur NTB H.M. Zainul Majdi pada peringatan Hari Kesehatan Nasional di Jakarta, Jumat (19/12/). Penghargaan tersebut diberikan kepada Gubernur NTB karena dinilai memiliki komitmen tinggi terhadap pembangunan bidang kesehatan di daerahnya yang ditunjukkan dengan program revitalisasi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puksesmas) dan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin di luar Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

Tahun 2010Dipenghujung tahun 2010 ini Provinsi NTB banjir Prestasi pembangunan. Setelah sehari sebelumnya, Kamis, (2/12/2010) Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi,MA., menerima penghargaan The Best Province Tourism Develovment dengan dikukuhnya NTB sebagai Provinsi Pengembang Pariwisata Terbaik versi ITA di Metro TV,

Penghargaan yang tidak kalah bergengsinya kembali diterima gubernur termuda di Indonesia itu, Jumat, (3/12/2010) berupa penghargaan di Bidang Pangan dari Presiden RI atas Prestasi meningkatkan produksi Padi (P2BN) lebih dari 5 pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Berbagai prestasi tersebut membuktikan bahwa kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di Provinsi NTB telah memberikan dampak yang nyata ditengah-tengah masyarakat. Pada tahun sebelumnya, NTB berhasil mencatat peningkatan produksi padi tertinggi di Indonesia yang mencapai 14,7 pada periode (2007-2008). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Pukul.09.00 WIB

Tahun 2011GUBERNUR Nusa Tenggara Barat (NTB), M. Zainul Majdi berhasil meraih penghargaan untuk kategori The Best Dedicated Governor in Developing of MICE Industry atau kepala daerah yang berdedikasi dan berinovasi dalam mengembangkan industri Meeting, Incentive, Conference & Exhibition (MICE) di Indonesia. “Selain itu, Zainul dinilai memiliki visi pembangunan pariwisata dan MICE yang jelas serta giat mendorong seluruh komponen masyarakat, keberhasilan dalam meningkatkan jumlah wisatawan, keberanian tampil menjadi tuan rumah dalam menyelenggarakan berbagai event baik nasional maupun internasional yang diselenggarakan di daerahnya, membangkitkan seni dan budaya masyarakat baik dalam bentuk pembinaan (sanggar) maupun memberikan ruang terhadap eksistensi seni dan budaya masyarakat,”

Tahun 2012'Wakil Presiden RI Boediono didampingi Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menganugrahkan penghargaan kepada Gubernur NTB Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi sebagai pembina Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedesaan (PNPM-Mpd) Terbaik dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)'. Pengahargaan yang diserahkan di hotel Sahid Jakarta Selasa , 27/3/2012 itu, karena Gubernur yang akrab dipanggil Tuan Guru Bajang ini dinilai memiliki prestasi yang membanggakan dalam pembinaan kemitraan PNPM tingkat provinsi. Usai menerima anuherah, gubernur menjelaskan, anugerah tersebut merupakan bentuk apresiasi pemerintah atas kerja keras masyarakat di NTB dalam mengembangkan program PNPM. Ia berharap kedepan prestasi ini dapat terus ditingkatkan. “Sebenarnya ini adalah hasil kerja masyarakat kita yang dinilai berhasil secara nasional, kami sangat bersyukur sekali,” ujar gubernur kepada sejumlah awak media.

Di Istana Negara Jakarta, Senin 13 Agustus 2012 siang, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi menerima penghargaan Bintang Maha Putra Utama dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono. Penghargaan Bintang Maha Putra Utama merupakan penghargaan yang diberikan kepada putra-putri terbaik negeri ini yang telah berjasa sangat luar biasa diberbagai bidang yang bermanfaat bagi keutuhan, kelangsungan dan kejayaan bangsa dan Negara, serta peran yang bersangkutan dalam pembangunan berbagai bidang pembangunan. Gubernur NTB dinilai telah berkontribusi dan berprestasi dalam pembangunan bidang koperasi dan usaha kecil, yang patut ditiru oleh daerah-daerah lainnya di Indonesia. Di antarake-16 penerima penghargaan tersebut, antara lain empat penghargaan Bintang Maha Putra diberikan kepada Endang Rahayu Sedyaningsih (almarhum) bekas Menteri Kesehatan RI berupa Bintang Maha Putra Adipradana, dan Bintang Maha Putra Utama kepada Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi (Gubernur NTB), Widjajono Partowidagdo (almarhum) bekas Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral) dan Made Mangku Pastika (Gubernur Bali), serta penghargaan Bintang Jasa Utama kepada 3 orang, Bintang Jasa Pratama kepada 2 orang, Bintang Jasa Nararia kepada 5 orang dan Bintang Budaya Parama Dharma kepada 2 orang.